Rabu, 30 Januari 2013

1 buatmu, 9 untukku



Spesial buat kamu, yang memiliki pesona yang mendamaikan. Maafkan aku jika tulisanku ini membuatmu jauh hati padaku. Aku tahu bahwa ruang hatimu penuh dengan tulus kasih yang tak berbelah bagi, (kok tahu sih?) ya karena aku juga begitu. Aku tahu bahwa taman hatimu sarat dengan kuntum bunga cinta yang harum dan wangi, (sekali lagi, ih kok tahu sih?) ya, aku tahu karena begitupun aku.

Kapadamu ingin aku katakan, dalam senda beralas, dalam gurau berbalas. Bukan aku tak bersedia menerimamu sepenuhnya dan apa adanya, bukannya aku tak bersungguh-sungguh denganmu seadanya. Tapi itulah kata syariat, dan begitu jugalah norma adat. Dalam melangkah harus ingat, berkasih mesti bertempat.

Bagiku telah dianugerahkan 9 akal seperti pahlawan, dan hanya 1 nafsu yang tidak terlawan. Bagimu dikaruniakan 9 nafsu yang mudah ditawan, dan 1 akal yang berpangkat bawahan. Tapi bukan ini diskriminasi dari Ilahi, tapi itulah rahmat dan pemberian yang sangat berseni. Terciptanya kamu dari serpihan yang penuh rahasia, yang harus dijaga dituntun dengan penuh waspada.

Ketahuilah......, 9 akalku nakalnya bukan main, 1 nafsuku sering merajai. 9 akalku juga setia bekerjasama, sedia bersatupadu, demi memenuhi nafsu yang 1. Aku juga tahu, bahwa 9 nafsumu berkuasa, 1  akalmu sering kalah kehilangan kuasa. Karena itulah benteng kubina, karena sayangku kepadamu yang tidak terhingga.

Aku takut kasarnya sentuhan tanganku akan memecahkan kacamu yang rapuh, mengoyakkan suteramu yang tipis dan lembut. Aku bimbang jika ternyata aku bukanlah jodohmu, seandainya kamu bukanlah yang tercipta dari tulang rusukku. Kelak kamu ternoda dan tersisa tidak bermutu. Dari itulah aku mohon kepadamu, kamu jagalah pribadimu, jangan begitu mudah memberikan milikmu sebelum waktu. Biarlah dikatakan sombong duniawi, asalkan jadi cemburuan bidadari syurgawi.

Bukan aku tidak kasih kepadamu, bukan pula aku jual mahal untukmu. Tapi biarkan itu berjalan dan berlaku seiring waktu. Sebagai bingkisan jodoh yang datang bertamu.

Memang aku bukanlah Ustadz Ahmad Sanusi, dan kamu juga bukan Ustadzah Siti Jamilah. Tapi aku berharap cinta kita semanis gula jawa, dan komitmen terbina dan terjaga penuh ceria. Kuharap kamu bukan pilihan yang salah, sebelum jodoh datang mengkhithbah, semangatlah menuntut ilmu yang payah. Ketika restu dan izinNya tercurah, akan aku pinang kamu dengan Bismillah.



Jumat, 17 Agustus 2012

Jika Belum Saatnya, Jangan Biarkan Aku Jatuh Cinta

Ya Alloh.......ya Tuhanku,
Andai masanya belum tiba,
Jangan izinkan aku untuk jatuh cinta,
Aku memohon agar Kau tunjukkan jalan,
Agar Kau tunjukkan aku sesuatu yang perlu aku lakukan,
Jauhkanlah aku dari kemaksiatan,
Jauhkanlah aku dari hal-hal yang tidak bermanfaat,
Dan jauhkan aku dari perkara yang Engkau murkai,
Agar aku dapat menjaga diri.

Ya Alloh.........,
Jika aku jatuh cinta,
Biarkanlah aku menyentuh hati seseorang yang hatinya tertaut kepada-Mu,
Jadikanlah aku mencintainya karena agama dalam dirinya,
Jika dia hilangkan agama yang ada dalam dirinya,
Maka hilangkanlah cintaku padanya,
Jadikanlah cinta ini cinta yang suci dan tidak buta.

Ya Alloh....... ya Robb
Dan jika dia mencintai aku,
Biarkanlah dia mencintai aku karena agama itu juga,
Asalkan dia tidak lebihkan cintanya kepadaku melebihi cinta kepadaMu,
Supaya cinta itu bersemi di lembayung keredhoan-Mu,
Agar menjadi rahmah dan mawaddah dalam rumahtangga.


Ya Alloh,
Jika ini bukan masanya,
Jika ini belum saatnya,
Dan jika Engkau tahu kami belum bersedia,
Selamatkanlah kami,
Jarakkan kami,
Pisahkan kami,
Agar kami jauh dari khilaf yang merusak izzah dan iffah,
Agar kami tidak mengundang murka-Mu,
Agar kami dapat lebih menjaga hati,

Ya Alloh,
Andai dia bukan untukku,
Andai dia bukan jodohku,
Maka berilah ganti yang lebih baik untuknya,
Berikanlah dia insan yang benar benar terbaik buat kehidupannya,
Seseorang yang benar-benar mampu memimpinnya ke syurga-Mu,
Dan bantulah aku untuk memperbaiki diriku,
Agar aku kukuh dalam mencari cinta-Mu.
Amiin.. ya Robb

Rabu, 13 Juni 2012

WAKTU TERBAIK DALAM HIDUPKU

Senja di ujung barat, jiwa-jiwa telah letih, di dalam kehampaan hati, ketika fikiranpun menjadi keruh, saat capek dan lelah menguras tenaga, ketika bosan dan jenuh memenuhi rasa, di dalam redupnya iman, kala asa nyaris terputus.

Terlintas dalam fikiran, pemikiran yang tidak baik, konyol dan kotor. Seakan-akan hidup ini tidak adil, ketika diri ini hanya memandang orang lain yang lebih tinggi dan lebih banyak karuniaNya, tanpa mau menundukkan kepala dan memejamkan mata, memandang yang lebih rendah, lalu menerima dengan ikhlas dan bersyukur, atas segala pemberian Tuhan.

Seolah-olah dunia ini tidak pernah berpihak, ketika keberuntungan tidak pernah didapatkan, ketika kegagalan-kegagalan mengiringi usaha yang dijalankan. Sepertinya Tuhan tidak sayang, ketika bencana, musibah dan petaka datang menimpa, seakan hidup hanya dipenuhi kesialan-kesialan. 
Sepertinya waktu hidup hanya habis dalam kepayahan dan keprihatinan, tidak juga kebahagiaan dirasakan dan tidak ada sedikitpun waktu baik dalam hidup.

Fajar di ufuk timur, di saat rasa capek hilang, tenagapun pulih kembali. Dengan hati yang tenang, terbangun dari tidur, fikiran telah jadi jernih. Timbul berbagai prasangka, prasangka-prasangka yang baik. Tumbuh berkembanglah berbagai harapan, seribu harapan.

Saat kesadaran telah kembali, sadarlah bahwa apa yang difikirkan tempo hari adalah salah, dan sama sekali  tidaklah benar. Kala rasa percaya kepada Tuhan kembali berkembang, tumbuhlah rasa syukur, rasa syukur yang begitu mendalam. Tersadar juga, bahwa betapa besar dan agung karunia dan anugerahNya. Tuhan masih memberi waktu, untuk hidup dan berbuat lebih banyak. Waktu adalah masa, pemberian dari Tuhan, "semua waktu adalah baik". Masa adalah waktu terbaik untuk berbuat yang terbaik.

Hmm, akhirnya kini aku sadari, dulu saat aku masih kecil dan tinggal di kampung halaman, saat aku dibesarkan, diasuh dan dirawat dengan kasih sayang oleh orangtuaku, itulah masa terbaik dalam hidupku.

Dulu saat aku bermain kelereng, bermain layang-layang, petak umpet, belajar memanjat pohon, bermain ketapel, juga masa terbaik dalam hidupku.

Dulu saat aku mulai mengaji, belajar sholat dan membaca Al Quran di musholla, dan saat aku mulai bersekolah dan belajar segala hal yang sekarang aku ketahui, itu juga masa terbaik dalam hidupku.

Dulu saat aku lulus sekolah, di setiap tingkatan, dengan nilai yang tidak terlalu jelek, dan saat aku diterima kerja pertama kalinya dan punya tanggung jawab serta digaji/dibayar atas kerja kerasku, hingga saat ini aku hidup di perantauan di nagara orang, inilah waktu terbaik dalam hidupku.

Dan harapanku, bilamana aku bertemu dengan pasangan hidupku nanti, menikah, berumah tangga, dan punya anak....... semoga akan menjadi waktu terbaik juga dalam hidupku.

Sahabatku,

Sesungguhnya tidak ada suatupun masa yang bisa menjadi masa terbaik dalam hidup ini, kecuali jika kita mampu mensyukuri setiap momen yang sedang kita lewati dengan cara mengerahkan segenap tenaga, hati, dan pikiran terhadap apapun yang kita lakukan, maka kita akan mendapatkan "waktu terbaik dalam hidup". Karena itu, mari kita berjuang untuk merasakan masa terbaik dalam hidup kita mulai hari ini juga. 

Salam sukses, ridho dan berkah Tuhan menyertai kita. Amiin.

Kamis, 07 Juni 2012

TAK SELAMANYA INGIN MERANTAU

Malam yang sunyi dan senyap, sendiri aku terjaga. Tersadar, kali ini aku berada di bawah permukaan air laut, di dalam kamar sebuah perahu yang kecil, yang sedang berlabuh di palabuhan kecil pojok kota yang tidak begitu ramai. Mooloolaba, sebuah kota di daerah Sunshine Coast, tidak jauh dari kota Brisbane di nagara bagian Queensland Australia. Tidak terasa aku telah berada di sini selama lebih dari 7 bulan, terhitung mulai 24 Oktober tahun 2011 kemarin. Rasa syukur tidak pernah berhenti, akhirnya aku bisa mendapatkan kesempatan ini, sampai juga di sini, memang inilah yang selama ini aku ingini, bekerja di sini, Alhamdulillah ya Robby.

Sungguh sangat indah negeri ini, sangat jauh berbeda dengan negeriku sendiri Indonesia. Tata kotanya rapi, lingkungannya bersih, sistem pemerintahan dan aparaturnya bagus, dan penduduknya berdisiplin tinggi. Tapi sayangnya biaya hidup di sini sangatlah mahal, sebagai contoh, rokok 20 dollar per 20 batang, untung aku tidak doyan rokok.

Mooloolaba
Alhamdulillah, di sini aku bekerja di perusahaan perikanan air laut di Hapuku Fisheries Pty Ltd. Aksi kerjaku ya di laut di atas perahu yang jauh lebih kecil dari kapal sebelumnya (foto di bawah/ papanui). Tapi kali ini kapalnya tidak berlama-lama di laut karena ikannya dilelang masih fres (fresfish). Paling lama 2 minggu di laut, habis itu bersandar di pelabuhan ini, terkadang juga di pelabuhan Gold Coast, sebelah selatan kota Brisbane, kadang juga di Coffs Harbour, daerah New South Wales, sebelah utara kota Sydney. Di sini aku bekerja bersama 4 temanku Indonesia, 4 Filiphin, 5 Australia, 1 Fiji, 1 Samoa, dan 1 Italia; terbagi menjadi 3 kapal. Kami semua bekerja keras dan penuh semangat, baik di pelabuhan maupun di laut. Jarang sekali kami mendapatkan day of/ hari libur. Yang ada hari kerja dan kerja, capak dan capek, pegel dan pegel, sampai mleleh, hehehehe. Suka duka, manis dan pahit telah aku dapati di sini. Memang beginilah dasarnya  orang hidup, adakalanya senang dan adakalanya susah, apalagi hidup di perantauan di negeri orang, jauh dari keluarga dan sanak saudara. Bertemu dengan teman baru, lingkungan baru, dan budaya baru yang berbeda dengan biasanya waktu masih di rumah.


Coffs Harbour


Papanui
Banyak yang berpikiran/ beranggapan, wah enak ya kerjanya merantau sampai ke luar negeri, pengalaman luas bisa melihat sampai sana-sana. Eitz, padahal aku sendiri juga berpikir, wah enakan di rumahlah dari pada merantau, tiap hari bisa ketemu keluarga, bisa mendidik anak bagi yang sudah punya anak, bisa bersosial/ bermasyarakat, lebih cukup istirahat dan bisa beribadah dengan lebih sempurna tentunya. Memang benar apa kata pepatah Jawa, "sawang-sinawang". Dan memang betul bahwa semua pekerjaan itu mempunyai sisi positif dan sisi negatif, ada hal yang menyenangkan, tapi pasti ada juga resikonya. Yang terpenting adalah "disyukuri, dan dijalani dengan hepi".


Tapi sejujurnya, aku sendiri tetap lebih menyukai pekerjaan yang tidak jauh dari rumah/ keluarga. Karena tanggung jawab seorang laki-laki bilamana telah berkeluarga/ beristri dan punya anak tidaklah sekadar tanggung jawab urusan ekonomi, tetapi juga mengayomi, menyayangi, merawat, membimbing dan mendidik istri dan anak-anak. Hal itu akan lebih baik dijalankan jika jalan rizki/ pekerjaannya berada di dekat rumah/ lingkungan tempat tinggal. Ya..... mudah-mudahan saja nantinya aku bisa mendapatkan/ membuat pekerjaan yang tidak jauh dari rumah. Karena tidak selamanya aku ingin merantau. Aku ingin pulang kembali ke rumah, kembali berkumpul bersama keluarga, kembali bermasyarakat, dan kembali beribadah sholat Jum'at.

Rabu, 14 September 2011

Doaku yang Pasti akan dikabulkan

Memang tidak semua masalah dan persoalan hidup bisa aku atasi dan aku selesaikan saat ini. Tapi bukankah hingga hari ini aku masih bisa bertahan hidup? Aku masih punya keluarga yang komplit, Bapak, Ibu, Adik, saudara, kerabat, tetangga yang menyayangi dan semuanya diberikan kesehatan. Aku harus bersyukur karena aku masih bisa makan setiap hari 3 kali bahkan terkadang lebih, juga cukup gizi. Bisa minum, mandi dan mencuci dengan menggunakan air bersih, padahal lagi musim kemarau begini, dimana berbagai daerah kekurangan air bersih. Aku juga masih mengantongi uang meskipun hanya sedikit, handphoneku juga tidak kekurangan pulsa, hehe. Aku juga cukup tidur dan istirahat juga selalu ada waktu senggang untuk bersujud beribadah ke hadiratMu ya Alloh. Aku juga tidak pernah terbebani dengan beban hidup yang berat yang aku tidak mampu, aku tidak pernah merasa sengsara dan menderita, aku tidak punya penyakit yang berbahaya yang memerlukan pengobatan yang lama dan mahal. Apa sih yang kurang dalam hidupku ini? Aku harus senantiasa banyak bersyukur, Alhamdulillah.......... terimakasih atas semua karuniamu ini ya Alloh, anugerahmu, pemberianmu yang tak pernah berhenti, selalu datang setiap hari kepadaku dan keluargaku. Engkau selalu datangkan petunjuk di setiap kebimbangan, kebingungan dan kesesatanku. Engkau berikan ilmu dan kefahaman di setiap kebodohan dan ketidaktahuanku. Di setiap kesukaran dan kesulitan hidupku, pertolonganMupun selalu datang pada waktu yang tepat dan tidak pernah telat walau hanya sesaat. Engkau tidak pernah tertidur, lupa, atau lalai dalam memberi rizqi, mencukupi semua kebutuhan dan mengurus semua keperluanku dan keluargaku, juga semua mahlukMu di langit dan di bumi. Dan Engkau juga selalu menyertakan hikmah di setiap kejadian, bahkan dalam kegagalan sekalipun. Ya Alloh, tolonglah aku untuk selalu mengingatMu, mensyukuri semua nikmatMu, dan berbuat baik beribadah kepadaMu, serta bersabar dalam setiap ujian dan cobaan yang Engkau berikan. Jangan Kau biarkan hati dan diri kami berpaling dariMu. Segala puji dan syukur hanya milikMu ya Alloh, meski ada beberapa doa dan harapan hamba yang belum Engkau jawab, tapi aku berbaik sangka kepadaMu, aku yakin bahwa Alloh akan mengabulkannya nanti pada saat yang tepat dan akupun sudah siap menerimanya. Aku yang saat ini hampir menginjak usia ke 26 tahun, berharap yang tidak muluk-muluk, cukup sederhana, semoga urusanku yang berkaitan dengan pekerjaanku segera selesai, lalu aku berangkat pergi bekerja dengan keadaan sehat, bisa bekerja dengan baik, bisa kuat dan selamat sampai selesai akhir kontrak, membawa hasil/rejeki yang banyak dan bisa berkah untuk modal berumah tangga, hehe. Seiring dengan itu, semoga aku segera ketemu dengan jodoh/pasangan hidup, hiks, hari gini masih ngejomblo mlulu. Smoga mendapatkan yang terbaik, biarpun gak cantik yang penting bisa memahami dan mau nrima keadaanku, bisa bertahan di setiap kesulitan dan kekurangan, sayang sama orangtua, bisa mengurus anak dengan baik dan taat pada suaminya, hehe, sukur-sukur yang cantik, hihihihi, trus apalagi ya???? Semoga kelak aku bisa menjadi suami yang baik, sayang sama istri, bisa menjadi pemimpin rumah tangga yang baik, bisa jadi ayah yang baik, sayang sama anak-anak, dan tetep sayang dan berbakti sama orangtua dan mertua. Semoga aku bisa mendidik anak dengan baik, membimbing istri dengan baik, menyayangi, melindungi, membahagiakan dan mensejahterakan mereka dalam rumah tangga yang sakinah mawaddah warohmah, amiiin ya Robb.

Selasa, 02 Agustus 2011

Memory on The Last Boat

Disamping adalah foto kapal Wakashiomaru 128, kapal pencari ikan tuna milik orang Jepang yang beroperasi di lautan Capetown South Africa. Di kapal inilah aku pernah bekerja dan numpang hidup selama hampir 2 tahun. Aku bersama 18 teman sesama Indonesia dan 6 orang Jepang bekerja dengan sangat keras siang dan malam. Kapal ini lebih banyak menghabiskan waktu di tengah laut daripada di pelabuhan (bersandar). Kapal ini bersandar rata-rata hanya sekitar 5-7 hari untuk kemudian beroperasi lagi di laut selama sekitar 4-7 bulan. Cukup bosan dan jenuh memang, berlama-lama di tengah-tengah samudera dengan pemandangan, pekerjaan dan teman kerja yang itu-itu saja (monoton).
Banyak kenangan, pahit dan manis yang tidak mungkin bisa terlupakan. Adaptasi dengan menu dan masakan Jepang, adaptasi dengan lingkungan pekerjaan, dimarahi orang Jepang karena belum becus dalam bekerja, hampir terjatuh di laut, gatal-gatal kerena alergi terhadap air laut, terkena sengatan ubur-ubur. Sampai berjalan-jalan (berlibur) di luar negeri saat bersandar, masuk restoran mewah yang belum pernah aku kunjungi.








Sasimi menjadi makanan kesukaanku saat aku bekerja di kapal ini.








Aku lagi bekerja, tugas jaga mesin.



Kalo yang ini adalah kedua temanku, berpose bersama saat kapal berlabuh di pelabuhan Ile Maurice, Mauritius. Wuih,.....ganteng-ganteng ya. hehehe






Udah dulu ah, aku capek nulisnya. Lain kali saja ya, insya Alloh kalo ada waktu ada kesempatan aku nulis lagi.

PERJUANGANKU


Jika Tuhan menghendaki, insya Alloh dalam waktu dekat ini aku akan bekerja di Brisbane Australia. Usaha dan doa telah aku maksimalkan untuk mendapatkan kesempatan ini. Mulai dari pengumpulan dokumen seperti Passport, Seaman Book, BST, dan sertifikat-sertifikat lain. Sampai belajar bahasa Inggris untuk mengikuti IELTS. Aku juga tidak lupa untuk berdoa setiap habis sholat 5 waktu, terkadang aku juga bangun tengah malam untuk tahajjud dan berdoa untuk ini. Tenaga, pikiran, biaya, bahkan waktu telah aku korbankan. Begitu lama dan panjang perjuangan ini, lebih dari 1 tahun. Tapi aku jalani semua ini dengan kesabaran dan keyakinan yang penuh, keyakinan bahwa siapa yang bersungguh-sungguh pasti akan mendapatkan hasil.
Alhamdulillah, tanggal 8 Juli kemarin usahaku mambuahkan hasil, aku lulus IELTS. Semoga ini adalah  awal dari kesuksesanku, setelah sekian lama aku menanti, berdoa dan berharap, serta berusaha semampuku semaksimal mungkin. Dan semoga ini adalah hikmah dari kegagalan-kegagalan sebelumnya, aku yakin bahwa di balik kegagalan pasti ada hikmahnya. Sekarang, aku tinggal menunggu aplikasi visa untuk berangkat ke sana. Semoga usahaku selama ini menjadi berkah. Lindungilah aku, siapkan energi, berilah kesehatan dan kekuatan lahir batin, limpahkan rizki yang banyak, halal juga berkah, untuk beribadah kepadaMu ya Alloh............
Ucapan terimakasih aku ucapkan kepada Ibu dan Bapakku, atas dukungan dan doanya yang tiada henti. Adikku yang selalu mendukung dan mendoakan juga, guru-guruku, teman-teman dan sahabat-sahabatku, serta semua yang menyayangiku. Rasanya ucapan terimakasih saja tidak cukup, tapi apalah daya........... hanya itu yang bisa aku sampaikan saat ini.